Keindahan Fantasi Cinta

Keindahan Fantasi Cinta
(Al Muktashim)

Riuh... ramai... gaduh... dan penuh kegembiraan
Taman hati berwarna warni
Panggung rumah paru-paru berdiri kokoh
Kolam cinta mengalir indah keawan kasih

Badan terasa sejuk...
Segar tak terkirakan
Rumput selaput nadi bergoyang lembut
Di tiup angin cinta sejati

Burung camar jantung menukik pelan
Hinggap di pohon tulang iga putih
Matanya melihat kearah taman hati
Pandangannya terpesona oleh pemandangan cantik

Bidadari cinta dan pangeran kasih sayang
Bersenda gurau diangan yang tinggi
Hati pun gembira...
Jiwa pun lega...

Ya Allah...
Abadikan keadaan ini
Agar menjadi pedoman
Bagi hati yang saling menyatu

Mentari sanubari tersenyum riang
Alam jiwa bergembira ria
Serentak...
Jiwa jiwa riang berdansa di sekitar taman hati
Oooh...
Indahnya fantasi cinta

Cara Keledai Membaca

Cara Keledai Membaca

Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata, "Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya."

Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin. "Demikianlah," kata Nasrudin, "Keledaiku sudah bisa membaca." Timur Lenk mulai menginterogasi, "Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?"
Nasrudin berkisah,"Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar." "Tapi," tukas Timur Lenk tidak puas,"Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?"

Nasrudin menjawab,"Memang demikianlah cara keledai membaca; hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita setolol keledai, bukan ?"

Doa sebelum belajar

Doa sebelum belajar

بسم الله الرحمن الرحيم اللهم صل على محمد وآل محمد اَللَّهُمَّ اَخْرِجْنِي مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ، وَاَكْرِمْنِي بِنُوْرِ الْفَهْمِ اَللَّهُمَّ افْتَحْ عَلَيْنَا اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، وَانْشُرْ عَلَيْنَا خَزَآئِنَ عُلُوْمِكَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, keluarkan aku dari gelapnya kebingungan dan muliakan aku dengan cahaya pemahaman. Ya Allah, bukakan kepada kami pintu-pintu rahmat-Mu, dan curahkan kepada kami khazanah-khazanah ilmu-Mu dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
(Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga)

Bagi Pemuda Pemudi yang merindukan dalam mencari pendamping hidup

Bagi Pemuda Pemudi yang merindukan dalam mencari pendamping hidup

1. Luruskan niat, hanya karena alloh ta’ala saja dan niatkan untuk ibadah, maka apapun jawabannya insya alloh tidak akan merasa sakit hati atau kalaupun sakit hati insya alloh tidak akan sampai berkepanjangan,

2. Sempurnakan Ikhtiar, Meminta secara baik-baik dan berusaha sebaik-baiknya dengan mengharapkan jawaban yang tegas dan ikhlas tentu saja, maka insya alloh kita tidak akan terhindar dari kekecewaan dan penyesalan
Sebab tidak akan ada penyesalan dengan sholat istikhoroh dan tidak ada kekecewaan dengan musyawarah.

3. Do’a , setelah ikhtiarnya sempurna jadikan do’a sebagai penolong mu karena kekuatan do’a ini memang luar biasa, makanya benar senjatanya orang muslim adalah dengan berdo’a ,
Kata pepatah :
“Sedalam-dalamnya lautan dapat diselami, hati orang siapa yang tahu”
Jawabannya adalah:
“Alloh yang maha tahu “,
Alloh yang mengusai hati ini dan alloh pula yang akan memberi tahu isi hati seseorang kepada orang yang dikehendakinya.
Dan jalannya adalah tentunya dengan sholat dan berdo’a.

4. Tawakal, serahkan semua urusan dan masalah hanya kepada alloh, cukupkan alloh saja yang menjadi penolong dan sebaik-baik penolong.
Semua taqdir dan ketentuannya adalah yang terbaik buat hambanya, bila dalam sangkaan kita baik belum tentu bagi alloh. Maka sudah sepantasnya lah kita berprasangka baik kepadaNYA,
Alloh akan mengingat hambanya sepanjang hambanya itu mengingatNYA.


Kita Tidak akan merasa patah hati kalo sekiranya tahu bahwa hati ini hanya milik Alloh, dan Alloh yang menguasai hati ini, Alloh pula yang menggenggam hati ini.

Maka bagi yang masih merindukan Hadirnya pendamping hidup senantiasalah berusaha dan berdo’a, karena yaqinlah sesungguhnya kita sudah diciptakan berpasang-pasangan, maka pintalah pasangan yang Haq buat kita menurutNYA yang telah ditentukan oleh Alloh untuk kita.
Semoga kerinduan kita dalam menemukan pasangan ini selalu ada dalam jalan yang diridhoiNYA, amiin.

Dan jangan minta disegerakan apa-apa yang ditangguhkan olehNYa, dan jangan pula minta ditanguhkan apa-apa yang disegerakan olehNYA.
Karena semua ketentuanNYa adalah yang terbaik buat hambanya pada waktu yang sudah di tetapkanNYA..

Hidup Jangan Tertidur

Hidup Jangan Tertidur

Hidup Jangan Tertidur!
oleh Arvan Pradiansyah, penulis buku You Are A Leader!

Hidup Jangan Tertidur!

Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani
hidup ini dalam keadaan tertidur. Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan tertidur.

Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Anda tahu di mana menyimpan uang. Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu,
tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda.

Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui. Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya. Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatinya. Anda tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi Anda tidak dapat menahan godaan. Itulah contoh tahu tapi tidak sadar!

Ada dua hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Pertama, peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Musibah sebenarnya adalah rahmat terselubung karena dapat membuat kita bangun dan sadar. Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit. Anda baru sadar pentingnya olahraga kalau kadar kolesterol Anda mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Anda baru sadar nikmatnya bekerja kalau Anda di-PHK. Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis.

Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal. Bayangkan kalau Anda sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, Silakan Anda pulang, pertunjukan sudah selesai! Anda protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali. Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, Pertunjukan sudah selesai, listriknya tidak akan pernah hidup kembali.

Itulah analogi sederhana dari kematian. Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati.

Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi.

Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman- pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalam an manusiawi. Manusia bukanlah makhluk bumi melainkan makhluk langit. Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan rumah untuk mencari rumah yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.

Coba Anda resapi paragraf diatas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau Anda menyadari hal ini, Anda tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila Anda sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup! Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulka n kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan -- kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi.

Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar? Jawabnya: ya! Tapi kalau Anda merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah: Belajarlah MENDENGARKAN. Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain. Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma Anda. Sayang, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur dan belum sepenuhnya bangun.

Bila lidah kelu, tulisan menjadi perlu Pena lebih tajam dari pedang Tinta seorang berilmu lebih mulia dari darah seorang syahid

5+3= -2; Kuliah Halal Haram

5+3= -2; Kuliah Halal Haram

Allah menyediakan jalan-jalan yang membuat manusia bisa berubah hidupnya; Dari keadaan yang tidak menyenangkan, menjadi menyenangkan. Dari keadaan yang tidak menenangkan menjadi keadaan-keadaan yang menentramkan hati. Dari keadaan-keadaan yang manusia hidup dalam kesulitan, menjadi lepas kesulitan itu dengan jalan-jalan yang mudah bagi manusia untuk menempuhnya. Jalan-jalan yang dimaksud adalah sedekah, dan tahajjud. Tapi sayang, kebanyakan manusia lebih banyak menempuh jalan biasa, jalan yang sulit. Baik dalam mencari rizki, mencari ketenangan, dan dalam mencari jawaban atas permasalahan dan keinginan yang dihadapi. Atau malah memilih jalan yang membuat dirinya malah jadi nestapa. Jalan itu adalah jalan yang haram.

”Dan tatkala manusia melupakan Allah, Allah justru bukakan pintu-pintu kesenangan buatnya. Tapi nanti ketika kesenangan itu sudah ada dalam genggamannya, Allah akan tarik sekonyong-konyong dia jadi terdiam berputus asa.” (Qs. al An’aam: 44).
Pembahasan kajian ini, tentang halal haram. Suatu hal yang sudah dianggap kuno sama orang. Padahal ini yang menentukan berkah tidaknya hidup seseorang.

Bila dalam matematika sedekah diperkenalkan 10 dikurang 1 bukan sembilan melainkan 19. Maka di kuliah halal haram diperkenalkan matematika kebalikannya. Di mana diajarkan 5 ditambah 3 justru jadinya malah -2. Minus. Inilah matematika tentang yang ”haram”. Bahwa ketika seseorang punya harta 3, lalu dia tambah dengan yang haram 5, bukan bertambah menjadi 8. Tapi justru berkurang menjadi -2.

Kalau Allah berkenan membayar kontan, alhamdulillah. Tapi bagaimana kalau Allah mengakumulasikan apa-apa yang haram, lalu ditarik sekaligus? Kiranya tidak akan ada yang kuat. Konversiannya terlalu besar. Tidak sanggup bakalannya manusia pikul. Bisa jadi kesehatan anak yang terancam. Bisa jadi hutang minus bermilyar-milyar hingga terasa tembus ke dasar samudera itu hutang. Bisa jadi konversiannya berupa kenikmatan hidup yang Allah hilangkan, yang rupa-rupa macamnya.

Kepahaman tentang halal haram, insya Allah akan membuat manusia menjadi selamat. Istilahnya, buat apa menempuh jalan yang haram bila nanti sia-sia. Apalagi kenyataan bahwa Allah itu Maha Memudahkan. Allah tutup jalan yang haram. Tapi Allah Allah bukakan jalan yang halal. Tidak tanggung-tanggung. Sekali Allah sudah bukakan jalan yang halal sebab dia bisa melindungi dirinya dari yang haram, maka nilainya akan jauh melampaui yang haram yang sedianya akan diambilnya.

Tersebutlah satu contoh. Ada rombongan dengan 60 orang yang dikepalai oleh satu ketua rombongan. Mereka tiba di salah satu hotel dengan sebelumnya sudah dikonfirmasi atau direservasi. Begitu tiba, ketua rombongan mencari manager ini hotel untuk meminta potongan. Karena rombongannya banyak, 60 orang, dikasihlah potongan yang sangat lumayan. Sekitar 25-30%. Tidak termasuk pajak. Tapi kemudian ada pembicaraan tentang keteguhan hati dan kejujuran. Si ketua rombongan kemudian meminta si petugas administrasi, kasir atau fornt office untuk menyiapkan dua kwitansi. Yang satu, kwitansi bersisi nominal yang belum didiskon. Katanya, diskonnya untuk dia. Dia sudah bawakan rombongan ini ke hotel ini. Petugas hotel menolak. Manajernya pun menolak. Marahlah si ketua rombongan ini, dan dia membawa cabut rombongannya pindah ke hotel lain. Tidak lama, malah datang 120 orang rombongan lain, yang malah belum sempat mereservasi karena tidak tahu nomor telponnya hotel ini. Subhaanallaah, 120-120 nya masuk ke hotel ini, dan tanpa diskon lagi!

Lihat cara Allah membukakan pintu rizki. Dari kisah ini saja, menjadi pembahasan kisah sarat hikmah yang luar biasa yang bakal ditemukan di kajian Halal Haram ini.
Percayalah, ketika Allah menggariskan sesuatu, itu karena Allah Yang Maha Tahu lebih tahu kebaikannya untuk kita. Kita hanya perlu sami’naa wa atha’naa, dengar dan taat, dengan sebelumnya tentu memperkuat keyakinan kita dengan ilmu.

Temukan Penyebabnya Temukan Jawabannya; Bicara 10 Dosa Besar

Temukan Penyebabnya Temukan Jawabannya; Bicara 10 Dosa Besar

”Wahai orang-orang yg jiwanya tenang. Kembalilah pada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai. Maka masuklah menjadi hamba-Ku, dan masuklah surga-Ku.” (Qs. al Fajr: 27-30). Allah rindu kepada hamba-hamba-Nya. Maka di antara hamba-Nya ada yang Allah tampakkan sebagian akibat buruk perbuatan buruknya yang membuat dia jauh dari Allah. Supaya apa? Supaya manusia bisa menyadari, memperbaiki dirinya, dan kembali kepada-Nya.”Dan Kami timpakan kepada mereka, sebagian akibat buruk perbuatan buruk mereka, sebelum datangnya azab yang besar buat mereka, supaya mereka kembali.” (Qs. as Sajdah: 21).

Fitrahnya, manusia bersih. Maka ketika keadaan kotor, manusia pasti akan mencari jalan-jalan yang membuatnya kembali bersih. Ada yang mampu membersihkan dirinya, ada yang tidak. Ada yang sadar bahwa dirinya harus dibersihkan, dan kemudian sanggup mengubah haluan, ada yang tidak. Semuanya kita mintakan hidayah Allah. Betapapun dunia ini sebentar. Ketika kembali kepada Allah, semua akan dimintakan pertanggungjawabannya. Maka celakalah apobila hidup kita belum bersih dari dosa, terutama dosa-dosa besar. Barangkali inilah upaya anak manusia untuk kembali kepada Allah dalam keadaan yang bersih. Selanjutnya Allah lah yang berkehendak dan kuasa dalam membersihkan dan mensucikan seseorang.

Sementara itu, kehidupan dunia adalah cerminan kehidupan akhirat. Maka, akibat buruk perbuatan buruk, kadang Allah tampakkan di kehidupan dunia ini, sebagai gambaran yang mestinya jadi peringatan bagi manusia. Kembali lagi, ada yang menyadari ada yang tidak. Ada yang mengetahui, ada yang tidak. Kita pun berharap kita bukan saja tahu dan menyadari, tapi mau dan mampu berbenah diri.

Soal kesalahan, ada kisah yang dinisbahkan kepada Abu Nawas. Dia mencari cincinnya yang jatuh. Ia cari di pekarangan rumah. Keluarganya pun ikut mencari. Begitu juga tetangganya. Semuanya membantu dia untuk mencari cincin itu di mana gerangan adanya.
Hingga kemudian salah satu dari mereka bertanya, ”Memangnya tuh cincin hilang di sebelah mana?”. Abu Nawas menjawab, hilangnya di dalam rumah! Marahlah orang-orang yang membantunya. Kalau hilangnya di dalam rumah, kenapa nyarinya di luar rumah? Buang-buang energi saja. Gerutu orang-orang. Mestinya dikonsentrasikan pencariannya di dalam saja. Begitu kata mereka.

Kisah di atas mengajarkan bahwa begitulah cara manusia dalam mencari jawaban atas permasalahan yang sedang dihadapinya. Banyak nyalahkan orang lain. Padahal kesalahannya ada di diri sendiri. Mencari jawaban di luar, padahal jawabannya ada di dalam.

Sehubungan dengan keadaan kehidupan yang tidak menyenangkan, banyak manusia yang beranggapan dirinya sedang diuji. Sehingga pertanyaan benarkah sedang duji? Bukannya sedang diazab? Menjadi menarik buat dikaji.

Pembahasan kajian ini tentang 10 dosa besar dan kebersihan hidup. Perkara pelanggaran dosa yang banyak terjadilah yang menyebabkan manusia banyak jatuh kepada kondisi yang tidak menyenangkan bagi mereka sendiri. Dalam konsepsi pencarian solusi, perbaikan hidup, perubahan hidup, mencari akar masalah, dari dosa-dosa besar menjadi harus diperhatikan. Supaya segala ikhtiar, segala jalan yang ditempuh, tidak mental sebab tertolak karena urusan dosa yang belum dimohonkan ampunnya dari Allah.
Bicara tentang hidup pun lagi-lagi bicara tentang tauhid dan iman. Perkara tauhid dan iman yang rusak, ini dulu yang harus dibenahi, yang harus dibetulkan.
Ada kisah lain seorang yang lantai rumahnya tergenang air. Banyak orang yang lain langsung mengambil kain lap atau kain pel. Untuk ngepel dan ngelap itu genangan air. Tap kemudian basah lagi, tergenang lagi. Usut punya usut, ternyata gentengnya bocor. Betapapun bersih dan keringnya itu lantai, jika hujan, ya tergenang lagi. Wong gentengnya bocor. Genteng itulah iman dan tauhid. Ini dulu yang harus diperbaiki. Kemudian cara beribadah dan menghamba kepada Allah pun harus ditingkatkan kualitasnya. Solusi dicari, tapi penyebab dari masalah itu sendiri, tidak dicari. Jika demikian, maka bisa jadi jawaban ditemukan, namun sifatnya sementara saja.
Pembahasan tentang 10 dosa besar dan kebersihan hidup, pun berguna buat mereka yang menghendaki keselamatan dan ketenangan hidup.

The Miracle; Menjadi Kaya Dalam 40 Hari

The Miracle; Menjadi Kaya Dalam 40 Hari

Apakah Anda percaya bahwa keajaiban itu masih ada dan akan selalu ada? Keajaiban apa yang Anda butuhkan dalam kehidupan Anda? Menjadi kaya? Sembuh dari penyakit? Memiliki anak setelah sekian lama tidak punya anak? Rindu berjodoh berkeluarga? Keajaiban untuk anak? Untuk kerjaan? Bila percaya bahwa Allah itu ada, dan Allah itu Begitu Kuasa, maka insya Allah keajaiban itu selalu tersedia. Keajaiban akan didapatkan oleh siapa yang percaya keajaiban itu memang ada. Sedekah, dengan segala kekuatannya, menjadi tema sentral yang dibahas yang dibahas di Kajian The Miracle ini, di mana sedekah diyakini sebagai pengundang datangnya rzki. Namun pembahasan tentang sedekah ini berbeda. Berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan sedekah, Yusuf Mansur menemukan sisi akademis yang mengagumkan dari konsep sedekah. Sisi akademis ini diungkap oleh Yusuf Mansur menjadi sebuah metode, menjadi sebuah sistem.

Dari sinilah keajaiban menjadi kaya dalam 40 hari peserta ditantang untuk membuktikannya. Al Qur’an diturunkan Allah sebagai sebuah petunjuk. Dan al Qur’an memuat petunjuk untuk manusia agar manusia bisa hidup senang, beruntung. Bila petunjuk al Qur’an diikuti, maka secara metodologis, kesuksesan akan menjadi sebuah langkah yang bisa terukur dan mudah dicapai. Insya Allah.

Dan meskipun bicaranya tentang kekayaan, disingung pula kekayaan lain yang tidak ada ukurannya. Yaitu kekayaan hati. Ditambah di seminar ini pun akan dihadirkan keajaiban-keajaiban lain yang tidak melulu soal kekayaan. Melainkan soal-soal lain macam jodoh, kerjaan, anak keturunan, ketenangan hati, permodalan, dan lain-lain. Insya Allah.

Sebagai kearifan, peserta akan diajak sharing untuk membicarakan perihal tauhid dan iman. Khususnya seputar rizki. Bahwa bukan usaha dan kerja manusia yang membuat manusia bisa beroleh rizki (baca: hidup kaya, senang, bahagia, sejahtera). Tetapi karena Allah mengizinkan manusia berusaha dan berikhtiar mencari dunia-Nya, dan memberikan kesempatan untuk menikmati apa yang dicarinya itu. ”Apakah mereka tidak mengetahui bahwasanya Allah lah yang melapangkan rizki dan menyempitkannya? Sesungguhnya yang demikian itu tanda-tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang percaya.” (Qs. az Zumar: 52).

Tidak sedikit manusia yang Allah berikan dunia-Nya, tapi tidak Allah berikan kesempatan menikmatinya. Sedikit saja Allah cabut satu dari jutaan nikmat yang tidak berbilang, sudah akan membuat manusia kemudian menjadi tidak berdaya walau untuk sekedar mencicipi nikmat-Nya. Maka kemudian Allah bertanya, kenapa lalu kalian berpaling? ”Hai manusia, ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan kamu rizki dari langit dan bumi? Tidak ada, kecuali itu semua Allah yang memberi. Tidak ada Tuhan selain Dia. Maka mengapakah kamu berpaling?”. (Qs. Faathir: 3).

Pada kehidupan sehari-hari, konsep tauhid dan iman bahwa rizki itu dari Allah, sering dilihat sebagai ”bukan kebenaran”. Kecuali setelah berinteraksi dengan satu dua pengalaman hidup. Ini disebabkan banyak orang yang merasa bahwa tanpa mereka dekat dengan Allah, tanpa ibadah yang baik, justru dunia sudah berada di genggamannya. Seakan-akan Allah sudah tidak diperlukan lagi. Apalagi mata banyak manusia pun banyak yang melihat itu, dan mengamini. Ditambah lagi dengan keadaan banyak orang yang dekat dengan Allah tapi dunianya tidak bagus. Seakan-akan berlaku keyakinan sebaliknya, kalau dekat dengan Allah, ya dunia pasti tidak bagus.
Pertanyaannya kan harusnya, bagaimana bisa begitu? Bagaimana mereka yang tidak dekat dengan Allah lalu sakses, sedang yang dekat dengan Allah lalu tidak sakses (baca: kaya dan tidak kaya, senang dan tidak senang, sejahtera dan tidak sejahtera, bahagia, dan tidak bahagia). Jangan-jangan salah rumusan? Harusnya, semakin dekat dengan Allah, semakin senang. Kalau terjadi keadaan-keadaan sebaliknya, harus dicari penyebabnya yang jujur, kenapa sampe itu terjadi.

Contoh, ada yang merasa sudah dekat dengan Allah. Habis-habisan dia ibadah shalat malam. Habis-habisan dia bersedekah. Habis-habisan dia beramal. Namun, penyakitnya satu. Yakni dia mengawali usahanya lewat jual tanah orang tuanya, tanpa izin dan restu orang tuanya. Tanah yang tidak halal inilah yang mengantarkan dia kemudian sakses. Lah, menurut konsepsi tauhid, yang begini ini, bukan kesuksesan. Dia malah menderita dua kali. Dan itu minimal. Yang pertama, Allah akan menarik kembali hartanya seukuran yang diambil dari orang tuanya. Bahkan, diambil menurut harga terkini tergantung kapan diambilnya. Harga lama dengan harga baru, beda dong. Iya kan? Nah, keadaan ini saja sudah jadi akan membuat dia minus. Yang kedua, Allah akan menarik seluruh buah yang tumbuh dari biji yang haram tersebut sehingga dia sebenernya tidak lagi punya apa-apa.

Di kajian ini, Wisatahati berusaha mendorong manusia untuk meraih dunia yang memang disediakan Allah. Tinggal cara mengambilnya saja yang benar, dan pemanfaatannya kelak yang benar juga. Kalau mereka yang tidak dekat dengan Allah saja ”berhasil” mendapatkan dunianya, mengapa bagi yang dekat dengan Allah lalu tidak berhasil mendapatkan dan menundukkan dunia?

Rahasia Angka 11; Kuliah Tahajjud

Rahasia Angka 11; Kuliah Tahajjud

Shalat dua rakaat di tengah malam, lebih baik daripada dunia dan segala isinya. Itulah salah satu hadits Rasulullah memotivasi kita untuk mau bangun malam menegakkan shalat sunnah tahajjud. Sayang beribu sayang, kita termasuk yang sedikit ilmunya, sehingga dunia kita kejar, tapi shalat malam kita abaikan.

Perjalanan kajian demi kajian Wisatahati, banyak yang bersumber dari pengalaman pribadi seorang Yusuf Mansur dan ditambah dengan pengalaman dan pengajaran orang lain. Termasuk ketika berjalan mencari penyelesaian masalah yang saat itu dihadapinya. Termasuk kesenangan Yusuf Mansur adalah dekat dengan ulama, dengan kyai, dengan orang bijak. Selain mencari ketenangan hati, juga untuk menambah spirit dan motivasi, serta mencari solusi. Apalagi menurut Yusuf Mansur, orang-orang tuanya menasihati, carilah dua rumah: rumah Allah, dan rumah kyai. Rumah Allah maksudnya, masjid dan rumah-rumahnya orang miskin. Dan rumah kyai, maksudnya mendatangi orang ’alim untuk belajar agama dan belajar bagaimana caranya selamat dan menjadi orang yang ditolong Allah.

Rahasia Angka 11 muncul, ketika Yusuf Mansur berada di balik jeruji penjara. Ketika dia mendapat kepastian bahwa manusia tidak ada lagi yang bisa menolongnya, saat itu dia banting setir ”hanya” berserah diri kepada Allah. Menurutnya, perubahannya langsung drastis. Masalah belum selesai. Karena tidak ada yang seketika. Tapi ketenangan sudah Allah berikan di hatinya. Dan Allah berikan sejumlah harapan dan peluang. Yusuf Mansur muda menghadirkan Allah di hatinya, lewat munajat di shalat malam. Munajat-munajatnya ini banyak diabadikan dalam rangkaian munajat di buku Wisatahati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku pertama Yusuf Mansur yang ditulis ketika Yusuf Mansur berada di balik jeruji penjara.

Belakangan, dia mengajarkan kepada dirinya, jangan menunggu kepentok, jangan menunggu bahwa tidak ada lagi yang menolong, baru datang kepada Allah. Maksudnya, jangan sampe telat. Kalau bisa datang kepada Allah selagi kaya, ya datangi Allah. Kalau bisa mendatangi Allah dalam keadaan sehat, ya datangi Allah. Tetapi tidak mengapa, karena manusia memang suka lupa, tidak mengapa manusia mendatangi Allah di saat dia susah. Justru Allah memang menanti. ”Walanudziiqannahum minal ’adzaabii adnaa duunal ’adzaabil akbari la’allahum yarji’uun, dan Allah menampakkan sebagian akibat buruk perbuatan buruk sebelum datangnya azab yang besar, adalah supaya manusia kembali.” (Qs. as Sajdah: 21).

Rahasia Angka 11 kemudian terus berkembang. Rahasia Angka 11, yang mengupas rahasia tentang tahajjud dari sisi spirit dan motivasinya, berkembang menjadi solusi hidup yang ditawarkan Yusuf Mansur untuk dirinya, untuk keluarganya, dan untuk orang-orang yang punya masalah, atau ingin menjaga kehidupannya dengan mensyukuri hidup ini lewat bangun malam. Untaian kalimat syukur yang langsung dipanjatkan langsung kepada Allah di malam hari, adalah ungkapan syukur yang indah. ya, bukankah Allah yang bilang bahwa Allah turun di pertengahan malam dan di sepertiga yang terakhir. Ketika Allah menemui kita, kita ungkapkan segala rasa syukur dan munajat kita.

Subhaanallaah.

Tahajjud, menjadi sebuah penawaran terbuka dari Allah bagi mereka yang mau berubah hidupnya: Wa minallaili fatahhajd bihii naafilatan laka ’asaa ay yab’atsaka rabbuka maqaaman mahmuudaa, dan dari sebagian malam, bertahajjudlah sebagai ibadah tambahan. Mudah-mudahan Allah Tuhanmu akan menaikkan derajatmu ke tempat yang lebih terpuji.” (Qs. al Israa: 79).

Disajikan di kajian ini tentang fadilah, spirit dan motivasi untuk kita bisa bangun malam dan mau mengistiqamahkannya. Sampai nanti kita bisa mengaplikasikan tahajjud syukur. Yakni tahajjud yang kita lakukan, bukan karena kita punya masalah. Justru tahajjud yang kita lakukan sebab kita hendak mengungkapkan rasa syukur dan bentuk kecintaan kita kepada Allah. Di ilmu terapan, Rahasia Angka 11 ini (RA11) bisa dipakai untuk urusan stroke, jantung, ginjal, dan penyakit lain, dan urusan-urusan dunia yang lain.

The Five Great Moments; Bicara Tentang 5 Shalat Waktu

The Five Great Moments; Bicara Tentang 5 Shalat Waktu.

Salah satu waktu mustajab adalah selepas shalat. Harusnya, di tengah perubahan dan perbaikan kehidupan yang begitu kita inginkan, dan di tengah upaya kita lkita, harusnya, momen-momen selepas shalat, tidak kita sia-siakan. Sehabis shalat, kita bisa berdoa habis-habisan berharap Allah mengabulkan doa kita. Apalagi shalat itu sendiri juga merupakan doa.

Tapi apa boleh buat. Lantaran ketiadaan ilmu, menyebabkan manusia banyak yang mengabaikannya. Momen shalat menjadi momen yang tidak begitu dirindukan. Tidak jarang malah merasa menjadi beban ketika waktu shalat datang. Seakan mengurangi jam-jamnya berikhtiar mencari dunia.

Salah satu nasihat dari seorang ulama Banten, Ust. Haji Syamsuri, ketika Yusuf Mansur muda mengadu padanya yang sedang bermasalah: ”Kalau lagi bermasalah, jegat waktu!”. Maksudnya, jangan tunggu ashar datang, baru shalat. Atau jangan tunggu kuping dengar azan. Kalau bisa, begitu maksud ulama tersebut, sebelum waktu shalat datang, kita sudah berada di atas sajadah. Kita yang menunggu waktu shalat, sebab kita yang seharusnya butuh kehadiranya! Subhaanallaah!

Nasihat yang lain, datang dari ulama betawi, Mu’allim Syafii Hadzami almarhum. Beliau ini tahu bahwa Yusuf Mansur adalah buyut dari seorang ulama besar betawi tempoe doeloe, KH. Muhammad Mansur atau yang dikenal dengan Guru Mansur Jembatan Lima. Dan beliau pun tahu, bahwa Yusuf Mansur ini sedari kecil hidup dalam lingkungan pendidikan agama yang baik. Sekolah di sekolah agama, dan banyak mengaji. Tapi itu tidak menghalangi Mu’allim bertanya tentang shalatnya Yusuf mansur. Mu’allim ketika mendengar Yusuf Mansur mengadu, malah bukan bertanya tentang sudah sejauh apa solusi yang ditempuh dan dicari. Bukan. Mu’allim malah bertanya, bagaimana shalatnya?

Yusuf Mansur muda sempat kaget. Mengapa urusan shalat ditanyakan? Sejenak dia bertanya kepada dirinya sendiri, apa hubungannya? Tapi dengan kepahamannya, dia menyadari kesalahannya. Solusi jauh-jauh dicari, tapi Allah Yang Maha Memberi Solusi, ga dicari. Padahal, solusi apapun yang dicari, kalau Allah tidak berkenan, maka Allah tidak akan memberikan; Man dzalladzii yasyfa’u ’indahuu illaa bi-idznihii, siapa yang dapat memberikan pertolongan kecuali setelah Allah mengizinkan? (Qs. al Baqarah: 255). Dalam bahasa kalimat lain, pertolongan siapapun tidak akan pernah berguna bila Allah tidak senang kepada kita, tidak meridhai kita, dan tidak mengizinkan pertolongan itu menjadi berguna.

Dan Yusuf Mansur muda sadar, shalat kan bukti syukur dan cinta kepada Allah. Maka, ketika seseorang tidak memperhatikan shalat, sama saja dia tidak memperhatikan hal-hal yang bisa mengantarkannya kepada kebersyukuran. Dengan sendirinya, bila seseorang tidak bersyukur, maka nikmat akan dicabut. Baik berangsur-angsur, atau seketika; La-in syakartum la-aziidan nakum wala-in kafartum inna ’adzaabii lasyadiid, siapa yang bersyukur maka Aku akan tambahkan nikmat-Ku, dan siapa yang lupa diri maka sesungguhnya azab-Ku teramat pedih. (Qs. Ibraahiim: 7)
Apalagi Rasul mengatakan, shalat itu adalah tiang agama, pondasi kehidupan. Ibarat rumah, dia akan menjadi rapuh, manakala tiang-tiangnya, pondasinya, kurang kuat. Lemah. Begitu juga kehidupan kita. Shalat menjadi pondasi dasar kehidupan kita.
Pelan-pelan Yusuf Mansur muda membetulkan dan memperbaiki shalatnya. Hasilnya? Mengagumkan! Beriringan dengan perbaikan shalat, kehidupannya pun membaik. Sekali lagi, benarlah Allah bilang, bahwa siapa yang bersyukur akan ditambah nikmat dari-Nya.

Ketika Yusuf Mansur merasakan perubahan dari memperbaiki shalat, ilmu dan pengalaman ini dia bagi kepada orang lain yang kepengen berubah hidupnya yang kepengen mendapatkan perbaikan hidup. Tidak jarang, terhadap yang datang konseling; baik konseling pribadi, maupun konseling yang sifatnya massal, Yusuf Masur menawarkan komitmen untuk ”makan resep” selama 7 hari dulu, yang resepnya ini sederhana sekali. Yaitu memperbaiki shalat. Baru setelah itu, melangkah pada resep-resep yang lain, di hari ke-8 dan seterusnya.

Konsep shalat tepat waktu, berjamaah, dan ditambah dengan memperhatikan sunnah-sunnahnya (shalat-shalat sunnah dan bacaan/zikir-zikir ba’da shalatnya), menjadi sesuatu yang ingin disampaikan dan dipasarkan lewat Kajian The Five Great Moments ini.

Mudah-mudahan Allah menjadikan kita dan keluarga kita, adalah orang-orang yang ahli mengerjakan shalat, dan benar shalatnya. Termasuk mampu memanfaatkan shalat sebagai bekal menjalani hidup dan kehidupan ini. ”Qul li’ibaadiyalladziina aamanuu yuqiimush shalaah.. Katakan kepada orang-orang yang beriman, untuk mengerjakan (baca: memperbaiki, merapihkan, menyempurnakan) shalatnya...”. (Qs. Ibraahiim: 31).

Segitiga Wisatahati; Mengubah Pola Pikir Pola Ikhtiar

Segitiga Wisatahati; Mengubah Pola Pikir Pola Ikhtiar

Di tengah kesulitan manusia, di persoalan hidup yang dihadapinya, Allah bertanya, ”Maa laklum laa tarjuuna lillaahi waqaara, Mengapa Kalian tidak berharap pada Kekuasaan Allah?” (Qs. Nuuh: 13).

Semua ikhtiar manusia, tanpa Izin dan Ridha-Nya, akan percuma: ”Man dzalladzii yasyfa’u ’indahuu illaa bi-idznihi, Siapa yang dapat memberikan pertolongan kecuali setelah Allah mengizinkan?”. Kemampuan manusia, ada batasnya. Sedang Kuasa dan Kebesaran Allah tidak ada batasnya. Ayat yang biasa kita baca, yang merupakan ujung Surah Yaasiin menunjukkan hal demikian, Fasubhaanlladzii biyadihii malakuutu kulli syai-in wa ilaihi turja’uun, Maha Suci Allah yang di tangan-Nya segala kekuasaan. Dan kepada-Nya kamu dikembalikan”.

Kalo boleh dicantumkan lagi satu ayat tambahan yang menyiratkan semua pertolongan adalah milik Allah, adalah apa yang terdapat di Surah az Zumar: 44, ”Qul lillaahisysyafaa’atu jamii’an. Lahuu mulkussamaawati wal’ardh tsumma ilaihi turja’uun, Katakanlah, semua pertolongan itu milik Allah. Bagi-Nya kekuasaan di langit dan di bumi. Kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan.”

Kajian Segitiga Wisatahati ingin mendorong pesertanya untuk melibatkan Allah di dalam kehidupannya; Sedini mungkin, dan seluas mungkin. Kebiasaan mencari Allah, yang biasanya dilakukan di akhir perjalanan ikhtiar, ingin dikoreksi menjadi ”carilah Allah dan libatkan Allah, di awal ikhtiar, di tengah ikhtiar, dan di akhir ikhtiar”. Alias kalau bisa, tidak ada sejengkal pun ikhtiar kita yang tidak melibatkan Allah. Walaupun sekedar dengan membaca bismillaahirrahmaanirrahiim dan alhamdulillaahi robbil’aalamiin.

Ya, bila seluruh kehendak adalah Kehendak Allah, dan bila seluruh jawaban yang dicari adalah juga di Tangan Allah, mengapa kita tidak segera melibatkan Allah? Allah punya segala pertolongan yang manusia butuhkan; Hasbunallaah wani’mal wakiil, ni’mal maulaa wani’mannashiir. Laa hawla walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim.

Di dalam kajian Segitiga Wisatahati ini juga jamaah akan diajak belajar bahwa ketika ingin melibatkan Allah, diperlukan amal saleh sebagai pendorongnya. Banyak yang sekedar berdoa kepada Allah, tapi tidak memiliki amal saleh yang cukup yang bisa membuat Allah segera menolongnya. Langkah ini menjadi langkah yang tidak biasa. Besaran amal saleh, insya Allah akan membuat segala ikhtiar kita untuk mendapatkan pertolongan Allah menjadi lebih mungkin kita dapatkan.

“Faman kaana yarjuu liqaa-a rabbihii fal-ya’mal ‘amalan shaalihan, walaa yusrik bi-‘ibaadati rabbihii ahadaa, [temuilah Allah untuk semua urusan] Sesiapa yang ingin ketemu dengan Tuhannya, maka lakukanlah amal shaleh dan janganlah menduakan-Nya dalam beribadah.” (QS. al Kahfi: 110). Adalah menjadi harapan, bahwa melibatkan Allah, menjadi sebuah model solusi bagi setiap ikhtiar dan jalan hidup kita. Bilamana sebelumnya, Allah tidak dilirik kecuali kepepet dan butuh pertolongan-Nya saja, ini, dalam setiap keadaan Allah menjadi penting untuk terus menerus diikutsertakan.

Apalagi Allah pun berseru kepada manusia; “Ud‘uunii astajib lakum, Berdoalah pada-Ku, Aku akan kabulkan.” Dan di lain ayat-Nya, Allah menyatakan, “Wa-idzaa sa-alaka ‘ibaadii ‘annii fa-innii qariib, dan jika hamba-Ku bertanya tentang diri-Ku, jawablah sesungguhnya Aku ini begitu dekat”.

Selain kupasan ayat-ayat al Qur’an, peserta pun akan diajak menemukan keindahan nasihat-nasihat Rasulullah yang insya Allah terasa betul manfaatnya bagi hati dan pikiran kita, yang mudah-mudahan menambah warna terang kehidupan kita. Di antaranya hadits dari Ibnu Abbas.

Dari Ibnu Abbas dia berkata, Kuntu khalfa Rasuulillaahi shallaahu ‘alaihi wasallam wa qaala: yaa ghulaam, u-‘allimuka bikalimaatin, ihfadzillaaha yahfadzka. Fa-idza sa-alta, fas-alillaah. Wa-idzasta’anta fasta’in billaah, Wahai anakku, aku akan ajarkan kamu beberapa kalimat: Jagalah Allah maka Allah akan menjaga kamu. Apabila kamu ingin meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan apabila kamu menghendaki satu pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. (al Hadits).

Sebagaimana biasa, kajian ini akan menyuguhkan studi kasus berupa kisah-kisah sarat hikmah dan pembelajarannya. Mudah-mudahan mempermudah belajar tentang Segitiga Wisatahati: sebuah model solusi ikhtiar yang bisa mengubah pola pikir pola ikhtiar dalam menyelesaikan satu permasalahan dan dalam menjalani kehidupan.

Cara Mendownload

Bagi Anda yang mempunyai akun 4shared, maka silahkan login gunakan akun Anda sendiri. Apabila tidak mempunyai caranya : Klik (klik di sini), klik (unduh), klik (login), ketik : alghazaliemail@yahoo.co.id, password : Bismillah, (Klik login), Klik (unduh gratis), tunggu 20 detik, Klik unduh file, Pilih Save file, Klik Ok. . Selamat mencoba.